Sunday, November 18, 2012

curhat street photography


Setiap kali saya memiliki gadget baru selalu terselip perasaan cemas. Cemas kalau saya tidak bisa memaksimalkan penggunaan gadget tersebut, sehingga tanpa saya sadari saya terbawa ke zona mainstream bersama masyarakat Indonesia yang memiliki gadget atas nama life style. Dan saya pernah ada di zona tersbut, dimana pada saat itu saya memiliki sebuah dslr baru yang penggunaannya jauh dari maksimal.

Sedikit berniat melakukan pembelaan untuk diri saya sendiri, kemudian saya mencari tahu apakah dslr benar-benar termasuk kedalam kategory “gadget”. Dan tentu saja jawabannya, ya dslr adalah gadget.

Lalu saya flash back, ke masa dimana saya sangat memimpikan memiliki dslr. Saya ingat-ingat kembali alasan apa saja yang membuat saya yakin bahwa saya harus memiliki dslr. Satu persatu alasan itu muncul kembali di ingatan saya, dan 2 alasan yang sangat kuat kenapa saya harus memiliki dslr adalah, karena saya senang memotret dan saya senang photo editing. Maka mulai saat itu minimal 3 hari dalam seminggu saya membawa dslr kemana-mana untuk hunting foto.

Tak hanya itu, saya juga mulai mem-follow beberapa account berbau photography di twitter dan tumblr. Sampai pada suatu hari account @fotobdg nge-tweet link e-book street photography karya street photographer berkebangsaan Swiss yaitu Thomas Leuthard yang berjudul Street Face & Going Candid . Ketika di pertengahan halaman saya mempelajari e-book tersebut saya sempat berpikir, bahwa foto-foto yang selama ini saya hasilkan berada di genre street photography. Kemudia saya pelajari kedua e-book tersebut sampai habis, dan bersamaan dengan selesainya mempelajari e-book tersebut saya berkeyakinan bahwa saya memang sudah berada di genre street photography dan saya berniat akan lebih fokus di genre tersebut.

Saya mulai getol mem-posting street photography di account tumblr kesayangan saya. Tanggapan berupa komentar dan pertanyaan mengenai street photography yang saya posting dari beberapa follower di tumblr cukup membuat saya yakin bahwa street photography adalah passion saya. Hal ini mebuat saya ingin mencari tahu lebih banyak mengenai street photography di seluruh dunia.

sumber foto : www.irfansept.tumblr.com

Dengan keajaiban internet keinginan saya terkabul, mengetahui beberapa karya, artikel, e-book, interview, tips-tips dari banyak street photographer kenamaan dunia seperti Bruce Gilden, Alex Webb, Eric Kim, Thomas Leuthard dan masih banyak lagi. Saya juga bisa bertukar informasi dengan para penggiat street photography di berbagai belahan dunia lewat tumblr dan twitter.

Street photography banyak memberikan pelajaran buat saya, tidak hanya mengenai photography itu sendiri. Street photography juga menuntut saya untuk lebih memperhatikan dan peka terhadap apa saja yang terjadi di sekitar saya. Hal-hal yang selalu saya lakukan / perhatikan / pikirkan / setiap kali saya hunting foto di jalanan atau di public area adalah :

Untuk mendapatkan foto mereka, kita harus membaur dengan mereka. Untuk membaur dengan mereka, kita harus tahu apa yang mereka rasakan. Hal ini mengajarkan saya untuk selalu down to earth.

sumber foto : www.irfansept.tumblr.com

Memotret orang-orang yang berjualan di pagi buta, yang menyapu jalanan, yang sedang bergumul di truk sampah, yang sedang membuka toko, yang sedang bebenah tempat jualan di trotoar, yang sedang berolahraga, yang sedang mengayuh sepeda, mengajarkan saya untuk selalu bersemangat dan supaya jangan gampang mengeluh.



sumber foto : www.irfansept.tumblr.com

Memotret para tuna wisma yang masih tertidur lelap di emperan toko, orang lanjut usia yang masih harus bekerja, tuna daksa yang tetap berjalan dengan tongkatnya, anak jalanan yang sarapan pagi seadanya, mengajarkan saya untuk selalu bersyukur.



sumber foto : www.irfansept.tumblr.com

Ada yang bilang salah satu teknik yang harus dikuasai oleh para penggiat street photography adalah kemampuan untuk menjadi “invisible” ketika memotret. Kalau saya pribadi justru tidak ingin menjadi "invisible" ketika memotret di jalanan, karena saya ingin mereka tahu bahwa saya sedang memotret dan sedang belajar untuk menjadi rendah hati, untuk selalu bersemangat, untuk tidak mengeluh dan belajar untuk selalu bersyukur dari mereka yang saya potret.

Kemudian muncul pertanyaan, apa tujuan saya mem-posting street photography di beberapa account socmed ?. Tidak bisa dipungkiri sebagai manusia biasa saya butuh komentar, saya butuh pujian, saya butuh kritik, meskipun seringkali kriti mambuat kita dongkol kalau kita tidak berlapang dada. Terserah orang bilang kalau saya sangat menginginkan pengakuan, sangat haus pujian, sok-sok-an ingin di kritik, tapi jujur ketiga hal itu yang bisa memotivasi saya sekaligus menjadi alat ukur kemampuan saya dalam hal photography dan street photography.


Tapi satu alasan lain yang tidak kalah penting, kenapa saya mem-posting street photography di ranah socmed adalah, saya ingin berbagi cerita lewat foto.

sumber foto : www.irfansept.tumblr.com

Street photography adalah salah satu cara saya menikmati hidup. Dengan ini pula street photography resmi menjadi salah satu passion saya. Ya…., meskipun saya bukan photographer tapi saya jatuh cinta dengan street photography.

0 comments:

Post a Comment