Sunday, June 26, 2011

aku ingin mendayung sendirian


orang-orang bilang sungai itu sangat luas,

butuh waktu dan tenaga untuk menyebranginya menggunakan perahu.

tapi ketika kamu datang menawarkan diri untuk mendayung bersama,

seketika sungai itu terlihat sangat mudah disebrangi.

sejenak terasa ringan mendayung, perahu malaju begitu cepat, sambil sesekali kita saling menyemangati.

tapi belum sampai setengah perjalanan, sepertinya kita berdua kelelahan, tak lagi saling menyemangati.

aku memintamu mendayung lagi, tapi itu sulit buat kamu, karena mendayung akan terasa mudah jika keinginan itu keluar dari diri kamu sendiri, bukan karena paksaan.

aku tak mau berdiam lama, di tengah-tengah sungai, dengan keadaan perahu yang tidak bergerak sama sekali, aku takut tiba-tiba hujan, dan hari mulai gelap.

maka aku memutuskan untuk mendayung sendiri saja.

tapi jika kamu masih berada di perahu ini, sementara aku mendayung sendiri, itu terasa berat, kecuali kamu ikut mendayung.

maka aku menyuruhmu untuk turun dari perahu ini, terserah kamu mau cari perahu yg lain, atau mau berenang sampai ke tepian sungai.

memang aku terkesan egois, tapi aku benar-benar takut hujan dan hari keburu gelap.

turunlah segera dari perahu ini, aku ingin mendayung sendirian.

Thursday, June 23, 2011

kesalahan VS kemustahilan


Suatu kesalahan……., apabila sebuah kejahatan menimpa diri kita, lantas kita membalasnya dengan sebuah kecurangan.
Tapi suatu kemustahilan, apabila kita membalas kejahatan itu, dengan segala keikhlasan, lapang dada dan berusaha menuai banyak hikmah dari itu.

Bukannya tidak ingin berusaha, mendobrak semua kekeliruan ini. Tetapi rasanya tembok kekeliruan ini makin tebal dan kokoh. Seolah kita berada di suatu ruangan yang dikelilingi oleh tembok kekeliruan ini.

Pernah terbersit, suatu rencana untuk meruntuhkan tembok kekeliruan itu, bersama orang-orang yang memilki keinginan serupa.

Tapi ternyata……., terlalu banyak orang-orang yang menginginkan tembok ini tetap berdiri. Bahkan mereka berusaha memperkuatnya lagi dengan menambahkan struktur beton keserakahan, yang terdiri dari besi-besi kebohongan dan kerikil-kerikil kecurangan.

Sedikit demi sedikit kitapun mundur. Menyaksikan dari kejauhan, mereka yang terus menerus memperkuat tembok kekeliruan, sambil menancapkan bendera-bendera diatas tembok tersebut sebagai tanda kejayaan mereka.

Satu persatu orang-orang yang awalnya ingin meruntuhkan tembok itu mulai terhasut oleh penglihatannya sendiri. Ingin memiliki salah satu bendera kejayaan yang berkibar di tiang yang tertancap di tembok sana.

Padahal kita sudah terlalu jauh mundur, sehingga akan sulit sekali untuk memiliki salah satu bendera itu.

Akhirnya kita hanya bisa berkhayal, bahwa kita adalah bagian dari mereka dengan segala kejayaan yang mereka miliki.

Kita hanya bisa berkhayal.
Kita adalah orang-orang yang terjebak dalam khayalan.

Monday, June 20, 2011

untuk satu harapan yang sudah tidak bisa diprediksi



hope sees the invisible, feels the intangible and achieves the impossible
-anonymous-

Sunday, June 19, 2011

sadar usia


ada yg bilang kalau kita mau belajar toleransi, maka lihatlah yang di "bawah" kita.
hal ini berlaku juga untuk urusan usia, ketika kita belom sadar usia kita telah tua, maka lihatlah yg usianya dibawah kita.

beberapa hari kemaren, saya mulai menyadari bahwa saya sudah tua, bukan sadar karena uban di rambut, kerutan di muka atau apapun indikasi fisik yang menunjukan orang menjadi tua.

tapi saya disadarkan, ketika saya di debat oleh seseorang yang usianya dibawah saya, dia seorang yang idealis, mempunyai energi yg super untuk mendebat, berharap segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya, menganggap pendapat dia adalah yg terbaik, dan berbicara dengan nada tinggi seolah-olah sedang berorasi.

tapi saya cuma bisa santai, sambil sesekali menghela nafas panjang, berusaha tidak mendebat balik (meskipun sangat ingin), karena saya sadar energi dia jauh lebih besar.

tapi saya sangat maklum dengan mereka yang muda dan sangat idealis, karena memang setiap manusia pernah berada di fase itu.

dulu pun saya pernah seperti itu, sampai pada akhirnya saya tau bahwa dunia ini tak seindah yang saya bayangkan.

Thursday, June 16, 2011

sepenggal percakapan di plurk "relationship itu kaya hp"




sepenggal percakapan di plurk

@aeluro : relationship itu kaya hp, harus di charge
@aeluro : klo gak di charge ya mati
@goodcloud : relationship tipe apa?
@aeluro : tipe apapun
@goodcloud : kalo batre nya bocor gimana?
@aeluro : ganti batre ajah
@goodcloud : yahh, gak bakal sama lagi dunk...
@aeluro : kan hp nya tetep, batrenya ajah yg ganti
@goodcloud : tetep ajah ada yang beda
@aeluro : klo batrenya gak mau bocor, ya harus bener ngecharge nya dari awal, ikkutin aturan
@goodcloud : ooww iyah yah, nge ganti kayaknya jugak gpp deh...demi hubungan yang lebih baik
@aeluro : emang harus ada yg di korbankan....

Wednesday, June 15, 2011

where in the sun?



Clouds come floating into my life, no longer to carry rain or usher storm, but to add color to my sunset sky.
Rabindranath Tagore

Monday, June 13, 2011

train.... i hurt you.... #2



It is not down in any map; true places never are.
-Herman Melville-

mabok laut

Sunday, June 12, 2011

You can't cross the sea merely by standing and staring at the water. -Rabindranath Tagore-

train.... i hurt you.... #1

Monday, June 6, 2011

sepenggal percakapan seorang pencari dengan seorang bijak


sp = seorang pencari
sb = seorang bijak

sp : "apa sebabnya aku tak pernah bisa menemukan kedamaian?"
sb : "nafsu"
sp : "tapi aku cuma bernafsu mendapatkan kedamaian"
sb : "hilangkan nafsu itu!"
sp : "kalau begitu apa yang bisa mendatangkan rasa damai pada pikiran manusia?"
sb : "cinta"
sp : "cinta kepada siapa?"
sb : "bisakah kau suruh lampu itu menyinari sisi sebelah sini, dan tidak menerangi sisi sebelah sana?"
"buat apa api menyala kalau bukan buat semuanya?"
sp : "apakah kedamaian terletak dalam nyala?"
sb : "apakah kedamaian mematikan api?"
"tidak...., kedamaian menanti di pusat api yang menyala".

mandala -pearl s. buck-

Sunday, June 5, 2011

sepedah pengantar kata "selamat jalan"


minggu pagi, 05.15 aku terbangun, bergegas ke kamar mandi.
cukup gosok gigi dan cuci muka saja, karena hanya berniat menyampaikan 2 kalimat yag tidak begitu panjang.
dinginnya pagi, membuatku tak berkeringat, meskipun kukayuh sepedah dengan cepat, karena ingin segera bertemu denga dia.
baru 3/4 perjalanan, sepedahku terasa berat dikayuh, ternyata ban belakang sepedahku bocor.
segera kucari tukang tambal ban, sambil kutuntun sepedah.
tidak terlalu susah jaman sekarang, menemukan tukang tambal ban jam 6 pagi, kurang dari 15 menit, ban-nya sudah bisa berputar dengan baik.
kira-kira 10 meter lagi menuju tempat dia, kukirim sms supaya dia segera keluar.
dia memekai kaos putih sudah menunggu di depan pagar, deretan giginya sudah terlihat dari kejauhan.
aku yang masih menduduki sadel sepedah, dan memang tak berniat turun dari situ, sedikit berbasa basi.
ah...., basa basi yang agak dibuat-buat, cuma hanya ingin mencairkan suasana.
akhirnya kuucapkan juga 2 kalimat yang sudah menungu diucapkan
"hati-hati ya disana...."
"segala sesuatu pasti berubah, kalau ada perubahan dari kamu, mengenai kita, cerita!"
kurang lebih itulah 2 kalimat hasil sensor yang aku ucapkan.
segera kuucapkan pamit, 3 kali aku mengatakan "aku pulang ya..."
tak berniat mengucapkan yang ke 4, langsung kukayuh sepedah, aku tak berani melihat ke belakang
aku terus mengayuh sampai kupastikan aku sudah menjauh dari tempat dia.
lalu berhenti dan kupasang earphone, tanpa melihat lagu apa yg akan diputar, langsung ku sentuh tanda play
lagu yang terputar cayman island - kings of convinience
setelah kupastian letak earphone dilubang telingaku pas, aku kayuh kembali sepedah pengantar kata "selamat jalan"

Thursday, June 2, 2011

Sejak Bertemu Denganmu


Sejak bertemu denganmu, aku tahu rasanya jatuh cinta dan menyadarai bahwa rasa yang pernah ada sebelumnya hanyalah perasaan sesaat.

Sejak bertemu denganmu, aku tahu bahwa berpikir positif itu menjaga suasana hati senantiasa nyaman.

Sejak bertemu denganmu, aku menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang pasti, karena segala sesuatu itu berubah, maka aku tidak boleh lengah dengan setiap perubahan.
Sejak bertemu denganmu, aku tahu bahwa cerita romantis di dongen itu mencontoh dari kehidupan nyata, dan aku ingin selalu kamu yang menemaniku di setiap dongen.

Sejak bertemu denganmu, aku tahu bahwa dekat itu bukan berarti kita selalu berdampingan. Walaupun keberadaan kita dipisahkan oleh bentangan lautan, tapi kita senantian akan merasa dengat jika memang itu yg kita inginkan. Dan ini membuat aku belajar tentang ikhlas.

Maka sejak saat ini, aku harus kembali meyakini, bahwa segala sesuatu ada akhirnya, dan aku berharap setiap akhir akan menjadi awal yang lebih membahagiakan.