Sunday, March 18, 2012

di akhir lintasan

gambar asli diambil dari gambargratis.com

Kita seperti sedang berlari di sebuah lintasan, kita berlari berdampingan, terkadang kau berlari didepanku, kemudia aku menyusulmu supaya kita tetap berdampingan. Terkadang pula aku memperlambat lariku, jika kau berada dibelakangku.
Ya, aku yang selalu membuatnya kembali seimbang.

Entah sudah berapa putaran kita berlari, setiap kali menuju akhir lintasan terkadang kita saling berpandangan sambil tersenyum, atau kita hanya terdiam, tak jarang pula kita saling marah.

Tak bisa kita menghindari akhir lintasan dengan 3 perkara tersebut, karena kita terus berlari berdampingan. Satu-satunya cara untuk menghindarinya yaitu, kita berdua berhenti berlari berdampingan, masing-masing berlari dilintasan yang berbeda.

Ditengah-tengah lintasan kau berkata,
“Sudah hampir 2 tahun, tapi tidak ada perubahan, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk meyakinkan-mu”.

Aku hanya terdiam, berusaha untuk tetap diam, tapi tak bisa. Aku ingin membalas ucapanmu, akhirnya aku menjawab,
“Aku hanya memperlakukan orang, sama seperti orang itu memperlakukan aku”.

Kami berdua terdiam beberapa saat, tapi kami tetap berlari berdampingan. Kemudian kau berbicara lagi,
“Aku sudah meminta maaf. Aku sudah berubah, aku menyayangimu. Dan jika benar kamu memperlakukan orang sama seperti orang itu memperlakukan kamu, harusnya kamu juga menyayangiku, bukan?”

Aku hanya tersenyum sambil berusaha memandang matannya, aku berhasil menangkap matanya dengan pandanganku, tapi dia langsung memalingkan muka dan berkata,
“Kenapa...., kenapa kamu hanya tersenyum. Aku ragu kamu menyayangi aku, seperti aku menyayangimu”.

Kembali hening, aku tak nyaman dengan keheningan seperti ini. Kupecahkan keheningan dengan berkata,
“Aku meragukanmu, karena kamupun ragu terhadapku. Artinya aku memperlakukanmu sama seperti kamu memperlakukanku”.

Dan kita pun tidak menyadari kita sudah melewati garis akhir lintasan, dan masih berlari berdampingan.

0 comments:

Post a Comment