Thursday, March 15, 2012

buasnya jalanan

gambar asli diambil dari bike to work indonesia

Ada apa dengan minggu ini, sampai harus menyaksikan kecelakaan sepeda motor 3 hari berturut-turut. Jalanan semakin tidak ramah, tidak hanya kemacetan, jalan yang rusak atau lampu lalu lintas yang tidak berfungsi. Saat ini jalanan sudah mulai menyuguhkan kejadian-kejadian yang tidak hanya menyulut emosi, tapi juga membuat kita miris.

Mengapa jalanan bisa menjadi buas seperti itu? Kesalahan tidak hanya terdapat pada pengguna jalan dan jalan itu sendiri. Kalau soal kerusakan jalan, dan ketidak disiplinan para pengguna jalan sudah bukan hal yang aneh. Menurut saya ada pihak-pihak lain yang turut serta dalam pertumbuhan kebuasan jalan, diantaranya yaitu :

(1)Pihak –pihak yang ikut andil dalam pertumbuhan kenaikan jumlah sepedah motor. Misalnya, perusahaan penyedia kredit motor yang memberikan kemudahan dalah hal down payment dan cicilan. Pejabat-pejabat yang mengurusi impor dan penjualan sepeda motor. Pejabat-pejabat yang menentukan pajak kendaraan yg menurut saya sangat murah sehingga membuat orang tidak berpikir dua kali untuk membeli sepeda motor baru.

(2)Pihak-pihak yang menentukan tata cara pembuatan SIM, yang membuat soal-soal ujian untuk mendapatkan SIM, dimana soal-soalnya tidak membuat orang menjadi pengendara yang ramah dijalanan. Dan para polisi yang menjungjung tinggi kegiatan sogok menyogok dalam proses nembak SIM. Mereka semua adalah pencetak orang-orang yang kampungan dalam berkendaraan di jalanan.

(3)Pihak-pihak yang mengurusi KPR dan usaha property, yang menggunakan lahan-lahan yang nun jauh disana, yang susah terjangkau oleh angkutan umum. Sehingga membuat orang-orang yang bermimpi ingin mempunyai rumah idaman, mengambil KPR tersebut, karena lagi-lagi biaya down payment dan cicilan terjangkau, tanpa menghiraukan jauhnya perjalanan dari rumah menuju tempat beraktivitas. Maka lagi lagi dan lagi membuat mereka berpikir untuk mencicil sepedah motor. Dan berimbas kepada jalan utama yang akan dibom bardir oleh rombongan motor dari setiap sub jalan yang menghubungkan antara perumahan tersebut dengan jalan utama.

Gak ada gunanya juga sih nyalahin pihak-pihak diatas, karena saya yakin seyakin yakinnya, bahwa menyalahkan berbagai pihak tidak akan menyelesaikan permasalahan. Ya...., anggap saja itu sedikit sindiran untuk mereka :P

Nah kemudia muncul pertanyaan, bagaimana mengatasi masalah peningkatan kebuasan jalan ini?
Sebagai seorang yang berpendidikan (tssssaaah….), tidak kampungan dalam hal berkendaraan, peduli terhadap keamanan dan kenyamanan kota kita tercinta, akan lebih baik apabila pencegahan kebuasan jalanan ini dimulai dari diri kita sendiri. Berikut beberapa contoh yang bisa kita lakukan,

(1)Sekira-kiranya kita tidak butuh kendaraan bermotor, janganlah kita berusaha untuk membeli apalagi mencicil, karena mencicil itu bukan hal yang keren-keren amat. Apa salahnya menggunakan angkot, tidak ada alasan pake angkot bisa bikin telat, estimasi waktu itu penting dan setiap orang bisa melakukannya.

(2)Atau bisa juga kita menggunakan sepeda, hari gini pake sepedah itu gaya mas bro, green life style banget, sehat, mengurangi polusi, menghemat uang yang biasa kita keluakan buat nge-gym juga, iyah kaaan…. :)

(3)Bisa juga kita nebeng sama teman atau saudara yang tempat kerjanya searah. Memaksimalkan isi kendaraan juga bisa menurunkan tingkat kemacetan, selain bisa ada temen ngobrol pas lagi nyetir, mungkin buat orang yang ditumpangi bisa jadi penghasilan tambahan. Ya… jangan gratis juga lah, gak enak tiap hari nebeng, kasih uang bensin lah sebulan sekali.

(4)Nah, cara yang paling terakhir nih, mungkin kita bisa lebih bijak memilih tempat kerja atau tempat tinggal. Kenapa ini saya cantumkan diurutan terakhir, karena emang agak susah. Hari gini mau bijak nentuin tempat kerja agak susah, secara cari kerja nya ajah susah. Mungkin kalau sekiranya kita mendapatkan kerja yang di-idam-idamkan tetapi letaknya jauh dengan tempat tinggal kita, kita bisa mencari tempat tinggal yang lebih dekat. Pasti pada mau bilang sayang ngeluarin uang buat kos. Ya…, boleh lah ini dilakukan kalau cara-cara diatas udah gak bisa dilakukan lagi.

Emang kalau ngomong sih gampang ya…., soalnya saya pribadi masih susah buat melakukannya, tapi setidaknya saya sudah mulai mengurangi penggunaan sepedah motor. Dalam seminggu 2 hari naik angkot dan 4 hari naik motor ke kantor. Mudah2an 5 bulan kedepan bisa 2 hari naik angkot, 2 hari naik sepeda, dan 2 hari naik motor, amiiiin….

Jadi, segala permasalahan yang terjadi di jalanan tidak hanya disebabkan oleh pengguna jalan dan jalannya itu sendiri, tapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Dan kita bisa mengurangi permasalahn tersebut dengan mulai melakukan hal-hal yang sudah tadi disebutkan diatas. Syukur-syukur kalau kita bisa menginspirasi orang-orang disekitar kita untuk melakukan hal yang serupa. Mulailah saat ini juga, karena menginspirasi orang tidak bisa dengan hanya berbicara saja, tapi harus dengan melakukan.

Dan pliiiis!!!!, jangan kampungan dalam berkendaraan dijalanan, kalo mau nyalib harus yang kece, sekiranya pengen berkendaraan santei-santei unyu pilih jalur sebelah kiri ajah, kalo lagi macet antri yang sabar, bisa sambil pasang mp3 yang playlist-nya kamu banget biar gak bosen sekalian latihan ngafalin lirik lagu :)

Adakah lagi cara lain untuk menurunkan kadar kebuasan jalanan? Ayo dunk di share! :)

0 comments:

Post a Comment