Monday, August 1, 2011
jangan terlalu banyak
ketika masih kecil, orang tua saya sering bilang "jangan terlalu banyak makan permen, nanti sakit perut" "jangan terlalu banyak makan cokelat, nanti sakit gigi" jangan terlalu banyak makan es, nanti batuk". itu merupakan tanda sayang dari orangtua saya, yang selalu ingin melihat anaknya baik-baik saja.
tapi perkataan orang tua saya "jangan terlalu banyak...." itu sedikitpun tidak berpengaruh untuk saya saat itu. harusnya ketika ada satu hal yang dilontarkan kepada kita berulang-ullang itu akan membekas.
mungkin perkataan orang tua saya itu mebekas, tapi hanya membekas di ingatan saja, tidak lebih.
mungkin ada sesuatu yang salah ketika orangtua saya menyampaikan tanda sayang mereka melalui kalimat "jangan terlalu banyak...." mereka hanya melontarkan semacam ancaman atau menakut-nakuti saja, kepada anaknya tanpa penjelasan yang mendasar.
mungkin mereka merasa sulit jika harus menjelaskan lebih detail. padahal waktu saya kecil, saya sangat ingin tahu bagaimana proses terjadinya permen yang bisa membuat kita sakit perut, cokelat yang bisa membuat kita sakit gigi, dan es yang bisa membuat kita batuk, tapi saya tidak pernah mendapatkannya.
tapi penjelasan detailpun kadang-kanga tidak mempan untuk sebagian orang. ada sebagian orang yang harus merasakan akibatnya dulu atau istilahnya "kapok". nah hal ini yang sekarang terjadi pada saya, dan beberapa teman saya. kita hanya akan menghentikan sesuatu hal yang diprediksiberakibat buruk ketika kita sudah merasa kapok.
saya ambil contoh proses "jangan terlalu banyak...." yang berakhir kapok dalam sebuah relationshhip.
masa-masa pendekatan sampai jadian pasti akan sering terjadi menelpon berlebihan, sms berlebihan, ym-an berlebihan dll. 2 atau 3 bulan setelah jadian biasanya mulai berkurang frekuensinya. lewat 6 bulan, biasanya sudah mulai hambar, saling menunggu siapa yang dulun menghubungi. yang satu menganggap pasangan mereka berubah, tidak seperti dulu lagi, yang satu lagi menganggap wajar, kemudian bilang "dulukan pedekate, jadi pasti akan sering menghubungi, namanya juga usaha"
mungkin jika diawal jadian tidak berlebihan kejadiannya tidak akan seperti ini. atau mungkin boleh-boleh saja diawal berlebihan, tapi kita harus bisa menjaga itu agar tetap berjalan seperti biasa, atau saling memaklumi dan mengerti terhadap perubahan, yang terjadi.
itu sih pilihan. tapi karena saya tidak ingin mengulangi kejadian masa kecil saya yang harus merasakan kapok dulu, jadi saya memilih untuk tidak berlebihan diawal.
mungkin anda punya pilihan lain, yang anda ambil berdasarkan pengalaman masa lalu anda :D.
2 comments:
nice sharing :D
terimakasih kakaaaak.... :D
Post a Comment