Sunday, November 6, 2011

cerita temanku, cerita kebanyakan orang


everything happen for reason. dia tiba-tiba datang. bekerja di tempat saya bekerja. itu pasti bukan suatu kebetulan. gak ada kebetulan di dunia ini. ah mungkin tuhan punya rencana dibalik semua ini.

semua uangkapan meluncur deras dari teman saya, mengenai cinta matinya, yang kembali datang dalam kehidupannya.

bayangkan cinta mati yang sudah lama tak bertemu, dan sekarang teman saya itu akan bertemu dengan cinta matinya setiap hari, karena mereka bekerja di tempat yang sama.

harusnya ini menjadi sesuatu yang menyenangkan, tapi tak begitu ketika tau bahwa sang cinta matinya teman saya itu tidak berstatus single. ya…, itu masalah.

saya sebagai temannya memprediksi ini akan menjadi masalah, tapi untuk dia, untuk teman saya itu, tidak menjadi masalah. maklum jatuh cinta (kembali) menghentikan fungsi otak, meminimalisir kerja logika, tapi emosi pasti sedang rajin bekerja, kejar setoran.

terus kalau dia tidak single lagi kenapa? toh mereka belum terikat hubungan pernikahan, masih ada kesempatan kan. ya…., mungkin orang akan menganggap saya bodoh, tapi saya yakin dia datang lagi dengan suatu alasan.
itu adalah pembelaan yang sering dilontarkan oleh teman saya.

gak cuma itu ada juga kalimat patriotik & pantang menyerah yang dikeluarkan teman saya “saya akan tetap pada pendirian saya sampai saya merasa capek”.

parahnya, sang cinta mati ini bermain aman, dia tak menolak, tak sepenuhnya menerima juga. sang cinta mati ini selalu mengembalikan semua keputusan kepada teman saya. dan lebih parah lagi, keputusan yang diambil oleh orang yang sedang jatuh cinta (kembali), 99% atas dasar emosi, bukan logika.

dalam keadaan seperti ini, nasehat seorang teman tidak terlalu berpengaruh, harus ada kejadian yang bikin “kapok”.
dan sampailah pada beberapa episode terakhir, beberapa kejanggalan, membuat hati teman saya terusik, tersakiti. jalan menuju pikiran yang jernih sedikit demi sedikit terbukan. logika mulai menampakan batang hidungnya, emosi pun persediannya sudah minim. dan akhirnya meluncurlah sebuah kalimat yang ditunggu-tunggu “sumpah, gw bego banget ya….”

saya tau, saya punya teman yang pintar, kalaupun dia sempat berada di masa yang orang bilang “bego” dia tetap teman saya. dan gak menutup kemungkinan suatu saat kita akan bertukar peran, dia yang akan mendengar saya mengatakan “sumpah, gw bego banget ya….”

3 comments:

Kopi Hitam said...
This comment has been removed by the author.
Kopi Hitam said...

hmhhhh...itu temanmu itu saya ya? ehh bukan deh itu cerita temen Anda sama seperti cerita saya..

aeluroblog said...

banyak yg mengalami kejadian spt ini, tenang lo gak sendirian :D

Post a Comment