Monday, December 12, 2011

tak perlu diungkapkan


hey…., aku mendengar kabar tadi malam kau mencariku. mau berpamitankah? sepertinya bukan. mungkin hanya ingin memastikan kalau adik bungsu-mu ini sudah pulang, itupun kau lakukan supaya kelak jika aku sakit, kau bisa memarahiku dengan mengungkit kebiasaanku pulang malam.

sudahlah, jakarta-bandung itu tidak jauh, masih bisa pulang ke bandung seminggu sekali kan?

jadi ingat dulu ketika pertama kali aku memutuskan bekerja di jakarta, waktu itu kita sedang tidak saling berbicara. aku pergi ke jakarta tanpa memberitahu-mu. kau marah, marah besar. diatas jembatan halte bus way dukuh atas yang melintang di jalan sudirman, aku mendengarkan kemarahan-mu lewat telepon selular. akhirnya keputusan-ku bekerja di jakarta bisa menghentikan kita untuk tidak saling berbicara.

sekarang giliranmu yang akan bekerja di jakarta. jangan sampai terulang kejadian tidak saling berbicara lagi.

tidak usah kau katakan, kau sangat mengkhawatirkan-ku, aku sudah besar. aku tau itu ungkapan sayang dari-mu. kau hanya punya 3 cara untuk mengungkapkan rasa sayang yaitu dengan mengkhawatirkan-ku, memarahi-ku, dan membelikan barang yang aku ingin. tapi aku tahu sebenarnya kau sangat menyayangiku.

mungkin dulu kau sempat kecewa, karena batal menjadi anak bungsu. hanya 9 tahun kau merasakan menjadi anak bungsu. ditahun ke-10 dengan tidak direncanakan datanglah aku mengambil posisimu. kalau dulu kita bertengkar kau mengejek-ku dengan mengatakan kalau aku anak pungut. menyebalkan.

tapi itu hanya bercandaan keluarga kita saja, karena aku tahu kau tak pernah kecewa karena batal menjadi anak bungsu, justru kau begitu bangga karena ada orang yang memanggilmu dengan sebutan “aa”.

mungkin kita tak pernah dan tidak akan pernah mengungkapkan rasa sayang kita, tapi aku tak pernah sekalipun meragukannya. dan berharap kau pun tidak meragukan-ku.

mana bisa aku meragukan-mu, setelah apa yang telah banyak kau lakukan untuk-ku. kau orang pertama yang mengajariku mengendarai vespa, naik sepeda, memasang tali sepatu, membuat bintang dari karet, meluncurkan kelereng dengan telunjuk, origami perahu layar, mengoleskan gel rambut, bermain remi, koprol dan hal-hal lain dari yang paling berguna sampai yang paling konyol.

kamu hanya perlu tahu bahwa aku selalu bangga menjadi adik-mu, tak perlu susah payah menemukan cara untuk mengungkapkan rasa sayang-mu, apalagi dengan khawatir berlebihan. karena aku tahu kau sangat menyayangiku, begitupun aku sangat menyayangimu :P


adik-mu yang akan selalu menyusahkan-mu :)

5 comments:

ajeng sekar tanjung said...

terharuuuu..
apalagi di bagian gagal jadi bungsu. itu kakak perempuan gue banget fan. gagal jadi bungsu, trus selalu ngejek gue dengan kata "anak pungut"

dan sekarang dia adalah orang yang paling rajin ngomel soal persiapan nikah gue, kurang ini kurang itu. tapi gue tau sebenernya dia begitu karna dia sayang :'(

aeluroblog said...

ya..., memang begitulah kakak, mungkin semua kakak di dunia ini memang begitu :D

Farrel Fortunatus said...
This comment has been removed by the author.
Farrel Fortunatus said...

jadi inget pribahasa sunda: "buruk-buruk papan jati". sejelek-jeleknya sodara sendiri, pasti itulah yang terbaik. dan ga akan mungkin tergantikan.

.dedeph. said...

haha ngalamin kok jadi kakak. buat adik kita selalu menyabalkan, marah-marah, tapi ketika jauh. uh kangen :p

Post a Comment