Monday, August 27, 2012

kita sudah berakhir

gambar asli diambil dari egajones

Senyum kita, sapa-mu, jawab-ku, dan tempat kita bertemu tidak ada yang berubah. Tapi hari ini ada sesuatu yang harus berubah.

“Ada menerka di setiap tatapan-mu”. Kau membuka percakapan kedua setelah percakapan saling sapa dengan kalimat tersebut.

Kemudian aku bentuk sebuah busur dibibir, sambil memandangmu lekat, berusaha meyakinkan-mu bahwa tak pernah ada menerka tentang-mu atau tentang perasaan-mu.

Kau membalas menatap-ku, lebih lekat dari tatapan-ku. Aku menyerah…., ingin aku menunduk dan berkata, ”iyah selama ini aku menerka”.
Tapi seketika aku urungkan niat itu, aku kembali membalas tatapanmu.

“Dasar…., tak pernah mau mengalah” ejekan yang sering kau berikan kepadaku.
Aku bisa saja membalas ejekan-mu dengan berkata bahwa kamu seorang phlegmatis akut, seorang yang hanya akan diam saja ketika aku marah, seorang yang lebih senang menerima keputusan daripada membuat keputusan.
Tapi lagi-lagi aku hanya terdiam, tak membalas ejekanmu.

Kau menggoyang-goyangkan tanganmu tepat didepan kedua mataku, usaha membuat-ku berkedip dan menghentikan pandangan-ku kepada-mu.
“Aku risih tau…., diliatin kaya gituh. Segitu kangennya kamu sama aku sampe ngeliat aku nggak ngedip”.
Aku hargai usahamu mencairkan suasana lewat goyangan tangan dan kalimat agak manja itu. Tapi itu tak cukup untuk membuatku memulai bicara. Membuatku memulai membicarakan kalimat panjang yang seminggu lalu aku kirim lewat email. Karena hari ini aku hanya akan berkata di seperempat jam terakhir pertemuan ini, “kita sudah berakhir”.



2 hari menjelang lebaran

2 comments:

badcloud said...

Wuuuahhh, pantesan mintak2 dikenalin... lagi vacuum of power toh, Om... haha, gak nyangka! bukan lo banget dah :p

aeluroblog said...

maksudnya bukan gw banget gmn nih? pasti mau bilang gw bitchy

Post a Comment